Pola Penggunaan Bahan Alam sebagai Pengobatan Tambahan Antihipertensi di Puskesmas Pancasan pada Tahun 2024

Penulis

  • CLAUDIA KALIGIS Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
  • FENNY YUNITA Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

DOI:

https://doi.org/10.30649/htmj.v23i1.872

Kata Kunci:

antihipertensi, bahan alam, hipertensi

Abstrak

Hipertensi termasuk salah satu penyebab utama angka kematian di Indonesia. Kondisi ini ditandai dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg. Menurut WHO, terapi obat konvensional yang direkomendasikan meliputi diuretik, angiotensin receptor blocker (ARB), angiotensin converting enzyme inhibitor (ACEI), serta calcium channel blocker golongan dihidropiridin kerja panjang. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa beberapa bahan alam yang umum dikonsumsi sehari-hari memiliki potensi sebagai antihipertensi. Bahan alam tersebut antara lain bawang putih (Allium sativum), seledri (Apium graveolens), dan timun (Cucumis sativus). Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia 2023, proporsi pemanfaatan upaya kesehatan tradisional di Indonesia sebesar 32,5% dan proporsi pemanfaatan taman obat keluarga (TOGA) sebesar 10%. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pola penggunaan bahan alam antihipertensi pada pasien hipertensi yang berobat di Puskesmas Pancasan pada bulan Desember tahun 2024. Metode penelitian adalah observasi deskriptif cross sectional dengan total responden sebanyak 110 pasien hipertensi. Data dikumpulkan melalui wawancara serta pengisian kuesioner dan disajikan secara deskriptif.  Karakteristik responden mayoritas adalah perempuan dengan rentang usia 41-50 tahun dengan durasi menderita hipertensi tergolong jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 106 dari 110 pasien mengkonsumsi bahan alam antihipertensi. Bahan alam yang paling banyak digunakan adalah timun yaitu sebanyak 36,40% dengan metode penggunaan paling banyak adalah dengan konsumsi langsung.

Referensi

Alrosyidi, A.F., Humaidi, F. and Ayu Lokahita, D. (2022). Patterns of Use of Antihypertensive Drugs in Hypertensive Patients in the Outpatient Unit of the Kowel Health Center, Pamekasan Regency. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, 9(1), pp.18–22. doi:https://doi.org/10.20473/bikfar.v9i1.40898.

Baringbing, E.P. (2023). Pengaruh Karakteristik Pendidikan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUD dr. Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Surya Medika, 9(3), pp.124–130. doi:https://doi.org/10.33084/jsm.v9i3.6492.

Chrysant, S.G. and Chrysant, G.S. (2017). Herbs Used for the Treatment of Hypertension and their Mechanism of Action. Current Hypertension Reports, 19(9). doi:https://doi.org/10.1007/s11906-017-0775-5.

Gusmira, S. (2012). Evaluasi Penggunaan Antihipertensi Konvensional dan Kombinasi Konvensional-Bahan Alam pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Wilayah Depok. Makara Kesehatan, 16(2), pp.77–83.

Hendrayana, T., Yoana, K., Adnyana, I.K. and Sukandar, E.Y. (2023). Cucumber (Cucumis sativus L.) Fruit and Combination with Losartan Attenuate the Elevation of Blood Pressure in Hypertensive Rats Induced by Angiotensin II. Journal of Pharmacopuncture, [online] 26(4), pp.298–306. doi:https://doi.org/10.3831/KPI.2023.26.4.298.

Indriani, M., Astuti, K.I. and Saputri, R. (2024). PENGARUH TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA) SEBAGAI TERAPI PENDAMPING HIPERTENSI BERDASARKAN OUTCOME TERAPI HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS TELANG SIONG. Jurnal Farmasi dan Farmakoinformatika, 2(1), pp.1–8. doi:https://doi.org/10.35760/jff.2024.v2i1.9188.

Jameson, J.L. (2022). Harrison’s principles of internal medicine. 21st ed. New York Mcgraw-Hill Education.

Kamyab, R., Namdar, H., Torbati, M., Ghojazadeh, M., Araj-Khodaei, M. and Fazljou, S.M.B. (2020). Medicinal Plants in the Treatment of Hypertension: A Review. Advanced Pharmaceutical Bulletin, [online] 11(4), pp.601–617. doi:https://doi.org/10.34172/apb.2021.090.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (2023). Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. [online] https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/fact-sheet-survei-kesehatan-indonesia-ski-2023/ [Accessed 27 Dec. 2025].

Kosasih, A., Lukito, A., Soenarta, A. and Tiksnadi, A. (2019). Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. [online] Jakarta: Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. Available at: http://faber.inash.or.id/upload/pdf/article_Update_konsensus_201939.pdf [Accessed 30 Jul. 2024].

Lensi, N., Tambunan, Prilelli Baringbing, E., Stikes, E., Harap, P., Raya, K. and Tengah, I. (2022). The Relationship Of Characteristics With The Event Of Hypertension In Outpatient Patients In RSUD dr. Doris Sylvanus Central Kalimantan Province. Hubungan Karakteristik dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan di RSUD dr. Doris Sylvanus Provinsi Kalimantan Tengah, 8(3). doi:https://doi.org/10.33084/jsm.vxix.xxx.

Suryaningsih, N.P. and Septiari, G. (2023). PENGGUNAAN HERBAL DALAM TERAPI KOMPLEMENTER PADA HIPERTENSI. MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 12(1), pp.50–57.

World Health Organization (2021). Guideline for the pharmacological treatment of hypertension in adults. [online] World Health Organization. Available at: https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/344424/9789240033986-eng.pdf [Accessed 30 Juli. 2024].

Unduhan

Diterbitkan

2025-11-28

Cara Mengutip

KALIGIS, C., & YUNITA, F. (2025). Pola Penggunaan Bahan Alam sebagai Pengobatan Tambahan Antihipertensi di Puskesmas Pancasan pada Tahun 2024. Hang Tuah Medical Journal, 23(1), 44–54. https://doi.org/10.30649/htmj.v23i1.872