Profil Indeks Larva pada Delapan Wilayah Puskesmas di Surabaya

Penulis

  • LYNDA ROSSYANTI Universitas Airlangga, Surabaya
  • DWI SUSANTI Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • IVAN RAHMATULLAH Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • DWI PENI KARTIKASARI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • SUKMAWATI BASUKI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • HENY ARWATI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • INDAH TANTULAR Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • SUHINTAM PUSARAWATI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • HERU PRASETYO Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • SRI HIDAJATI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • SUBAGYO YOTOPRANOTO Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya
  • SRI WIJAYANTI SULISTYAWATI Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.30649/htmj.v17i2.92

Kata Kunci:

House Index, Angka Bebas Jentik, infeksi virus dengue, metode single larva

Abstrak

ABSTRAK Latar belakang : Infeksi virus dengue masih menjadi masalah kesehatan di Surabaya. Insidence rate (IR) pada tahun 2015 untuk kota Surabaya adalah 22,50 dan Case Fatality Rate (CFR) adalah 2%. Angka tersebut menurun dibanding tahun 2014, namun belum memenuhi target indikator pencapaian target P2DBD yaitu CFR < 1%. Metode : Penelitian dilakukan pada musim hujan, bulan Mei tahun 2015 di beberapa wilayah Puskesmas di Surabaya. Sampel dipilih secara acak sebanyak 378 rumah tersebar di delapan puskesmas (Pegirian, Krembangan Selatan, Tembok Dukuh, Tambak Rejo, Putat Jaya, Simomulyo, Sawahan dan Tanahkali Kedinding). Survey jentik dilakukan dengan metode single larva. Larva diambil dari tempat perindukan dan disimpan pada botol spesimen untuk kemudian dilakukan identifikasi spesies di Laboratorium Parasitologi FK UNAIR. Hasil : Didapatkan House Index (HI) tertinggi (60,46%) atau Angka Bebas Jentik (ABJ) 39,54% pada Puskesmas Simomulyo dan HI terendah (33,33%) atau ABJ 66,67% pada Puskesmas Pegirian. Identifikasi spesies larva menunjukkan 100% adalah Aedes aegypti. Nilai HI yang tinggi pada Puskesmas Simomulyo tidak sejalan dengan jumlah kasus infeksi virus dengue pada tahun 2015 yaitu 4 kasus. Sedangkan di Puskesmas Pegirian dengan nilai HI terendah ditemukan sebanyak 11 kasus. Diskusi : Hasil tersebut dapat disebabkan kemungkinan karena studi tidak menghitung kepadatan larva dan mobilitas penduduk yang tinggi pada wilayah tersebut. Kesimpulan: Nilai House Index liner dengan container indek namun tidak linier dengan jumlah kasus infeksi virus dengue

Unduhan

Diterbitkan

2020-05-08

Cara Mengutip

LYNDA ROSSYANTI, DWI SUSANTI, IVAN RAHMATULLAH, DWI PENI KARTIKASARI, SUKMAWATI BASUKI, HENY ARWATI, INDAH TANTULAR, SUHINTAM PUSARAWATI, HERU PRASETYO, SRI HIDAJATI, SUBAGYO YOTOPRANOTO, & SRI WIJAYANTI SULISTYAWATI. (2020). Profil Indeks Larva pada Delapan Wilayah Puskesmas di Surabaya. Hang Tuah Medical Journal, 17(2), 150–158. https://doi.org/10.30649/htmj.v17i2.92