Hubungan Usia Dengan Kejadian Prolaps Uteri di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSPAL dr. Ramelan surabaya
DOI:
https://doi.org/10.30649/htmj.v20i1.339Abstrak
LATAR BELAKANG: Prolaps uteri adalah turunnya posisi cerviks, uterus, dan kedua adneksa dari posisi normal ke dalam vagina. Secara umum, 41-50% wanita diatas 40 tahun menderita prolap organ panggul dan kemungkinan mertambah sesuai meningkatnya usia harapan hidup. Prolaps uteri menempati urutan kedua tersering setelah cystourethrocele diantara prolap organ panggul. Tetapi angka kejadiadan pasien prolap uteri belum diketahui secara pasti. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kelompok usia dengan kejadian prolaps uteri.
METHODE: Penelitian ini merupakan analitic cross-sectional untuk mengetahui hubungan antara usia dengan tingkat prolaps uteri di ruang rawat inap bagian Obstetrik-Ginekologi RSPAL Dr. Ramelan Surabaya periode 2019 sampai 2021. Data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar diagram, dan dianalisis dengan ujistatistik Spearmen.
HASIL: Dalam kurun waktu tahun 2019 – 2021 tercatat 1797 kasus pasien ginekologi di ruang rawat inap ginekologi dan 63 kasus (3,5%) diantaranya adalah prolap uteri. Kejadian terbanyak adalah kelompok usia 60-64 tahun dengan 27.0% (n = 17). dengan distribusi berdasarkan tingkat prolap uteri terbanyak adalah grade 3-4 dengan n 69.8% (n = 44) dan prolap grade 1-2 dengan 30.2% (n=19 ). Adapun usia termuda adalah usia 35 tahun dan usia tertua 79 tahun. Terapi 63 kasus prolap uteri 38 kasus (60.3%) dilakukan tindakan operatif dan 19 kasus (39,7%) dilakukan terapi konservatif.
Analisis statistik uji korelasi Spearman didapatkanhasil r = 0.082, nilai P = 0.525
KESIMPULAN: Tidak didapatkan korelasi antara kelompok umur dengan derajat prolaps uteri.
Kata kunci: prolapse uteri, prolap organ pelvic, pelvic surgery, management.






